JAKARTA, KOMPAS.com — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan melaporkan kepada
FIFA dan AFC terkait kinerja wasit yang memimpin pertandingan final cabang sepak bola SEA Games
XXVI. Hal itu karena badan sepak bola tertinggi di Indonesia itu menilai Tojo Minoru mengeluarkan
beberapa keputusan aneh saat memimpin pertandingan Indonesia melawan Malaysia, Senin 21/11/2011.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. |
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin dalam acara syukuran di kediaman Arifin
Panigoro, Selasa (23/11/2011) malam. "Ada yang aneh atas kepemimpinan wasit. Ada dua gol kita
yang dianulir. Malaysia juga melakukan hand ball di kotak penalti," kata Djohar.
Dalam pertandingan yang berakhir untuk kemenangan Malaysia, Minoru menganulir dua gol yang
diciptakan Egi Melgiansyah dan kawan-kawan. Gol Titus Bonai pada menit ke-17 dianulir karena
penyerang asal Papua itu sudah berdiri dalam posisi offside sebelum menciptakan gol. Toju kembali
menganulir gol Indonesia yang diciptakan Ferdinand Sinaga saat kedua tim melakoni babak tambahan.
Djohar menyatakan, PSSI tidak ingin mencari-cari alasan atas kekalahan yang dialami Indonesia.
Namun, menurut dia, fair play harus ditegakkan dalam setiap pertandingan. "Fair play telah dirusak.
Pelajaran dan peringatan jika dipimpin wasit yang merugikan tim mana pun. Jadi, kita akan
melaporkan ke FIFA dan AFC untuk mempelajari rekaman pertandingan. Kita sangat menginginkan
emas tetapi dirampas oleh wasit," tegas Djohar.
Indonesia dipaksa harus puas meraih medali perak setelah kalah dari Malaysia lewat adu penalti (3-4)
setelah imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu. Meski kalah dan harus puas dengan medali perak, Egi
Melgiansyah dan kawan-kawan telah menunjukkan spirit bertarung yang membanggakan bangsa.
Pencapaian tim asuhan Rahmad Darmawan yang sukses melaju ke final itu layak diapresiasi,
dibandingkan pencapaian pada SEA Games Thailand 2007 dan Laos 2009, di mana "Garuda Muda"
selalu tersisih dalam penyisihan grup.